Kamis, 08 Januari 2009

balaghahqu

ILMU BAYAN
à AL-Kasyfu (membuka atau menyatakan), berarti al-Idhoh (menerangkan atau menjelaskan).

TASYBIH
à menyerupakan sesuatu dg lain krn ada kesamaan sifat.
Musyabbah (hal yg diserupakan)
Musyabbah bih (yg diserupai)
Adat tasybih (penanda perbandingan)
wajah syibeh (motif perbandingan/sifat yang ada)

Macam-macam tasybih
A. berdasarkan musyabah musyabah bih
1. tasybih baligh dan tasybih ghairu baligh
a. baligh : hanya disebutkan musyabah dan musyabah bih
b. ghairu : disebutkan 3 / 4 unsurnya
2. tasybih maqlub dan tasybih ghairu maqlub
a. maqlub : musabah lebih kuat.
b. Ghairu : sudah sesuai dengan tempat
3. tasybih dhimny dan ghairu dhimny
a. dhimny : penyerupaan implisit. Musabah dan mus bihnya tersamar
b. ghairu : penyerupaan ekspisit.
4. tasybih mufrod, murakab, muta’addid
a. mufrod : musyabah tunggal dan musyabah bih tunggal
b. murakkab : mus dan musbih berbilang/salah satu dari 2 unsur berbilang


c. muta’addid : mus dan musbih atau salah satu dari keduanya berbilang.
i. Malfuf : mengumpulkan mus dg musbih & musbih dengan musbih

ii. Majruq : menyebutkan mus dulu lalu musbih lalu mus yg lain lalu musbih lain

iii. Taswiyah : berbilang mus saja, musbih tidak berbilang

iv. Jamak : musbih berbilang, mus tidak berbilang

v. Hissi dan aqli
1. hissi : mus dan musbih dpt ditemukan salah satu inderalahir/bs diketahui materi sj.
2. aqli : mus dan musbih dapat diketahui dengan akal
3. musyabah hissi dan musyabah aqli, sebaliknya


B. tasybih ditinjau dari penanda perbandingan (adat tasybih)
1. mursal : menyebutkan penanda perbandingan secara eksplisit
2. muakkad : tidak menyebutkan penanda perbandingan secara eksplisit
C. ditinjau dari segi motif perbandingan (wajah syibeh)
1. mufassal : menyebutkan wajh secara eksplisit
2. mujmal : motif perbandingan implisit
3. tamtsil : motifnya bermupa gambaran yg dirangkai dari keadaan beberapa hal atau dikemukakan secara lebih terperinci dan meluas.
4. ghairu tamtsil : motifnya tidak terperinci, tetapi hanya disebutkan langsung, baik sekali/lbh.
D. Tasybih dari segi adat tasybih dan wajh syibeh dibagi empat :
1. mursal mufasal : menyebutkan seluruh unsur prbandingan (mirip simile)
2. mursal mujmal : menyebutkan penanda perbandingan dan tidak menyebutkan motif perbandingan.
3. muakkad mufassal : tidak menyebutkan penanda perbandingan tetapi menyebutkan motifnya.
4. muakkad mujmal(baligh) : tidak menyebutkan penanda dan motif sekaligus, hanya mus dan musbih saja








MAJAZ
à jaaza (melewati) = ujaran yg dipergunakan bukan untuk makna harfiah karena berkaitan dg konteks
à alaqah = persesuaian yg menghubngkan antara makna yg dipindahkan & makna yg dipindahi
à qorinah : pertanda(suatu kata yg ditambahkan). Dalam majaz, qarinah ada 2 :
· lafdziyah à diucapkan dlm susunan kalmt ;
· ghair à tidak ada dalam susunan kalimat, dapat dipahami melalui ungkapan.. ada 3 :
Aqliyah : tidak ada dalam susunan kalimat namun dapat dipahami melalui kebiasaan yg ebrlangsung di masyrakat
Adiyah : tidak terdapat dlm susunan kalimat nmun dpt dipahami mlalui kbiasaan yg ada

Sudurul kalam min shahibuhu L tdk ada di tuturan namun bs dipahami.

Majaz dibagi 2 :
1. Majaz aqli : penyandaran verba/ kata yg menyerupai verba kepada tempat penyandaran yg tdk sebenarnya karena adanya hub dan disertai qarinah yg menghalangi dipahaminya sbg penyandaran haqiqi. ßà penisbatan suatu perbuatan kepada selain pelaku yg sesunggunya. Ada 6 :
· Sababiyah
· Spasial (makaniyah)
· Temporal (zamaniyah)
· Infinitif (masdariyah)
· Nomina pelaku (ism fail) pada partisif pasif.(maful) (maf’uliyah)
· Penisbatan ism maf’ul kpd ism fa’il.
2. majaz lughawi : ungkapan yg tdk bs dipahami scr harfiyah krn ada hubngn antara makna harfia dan maka hiasan diserta qarinah yg menghalangi pemberian makna hakiki. Majaz lughawi bs berbentuk tunggal/ jamak. Ada 2:
· isti’arah (metafora)
o isti’arah tashrihiyyah (metafor implisit)
musbih disebutkan scr eksplisit dlm kalimat perbandingan dan unsur mus dihilangkan. Jika kata yg digunakan dr isim musytaq/verba, disebut isti’arah taba’iyah

o isti’arah makniyah
apabila musbih tdk disebutkan eksplisit tapi hanya sifat/perilaku musbih yg disebutkan.

Berdasarkan ada tdknya tambahan baik mus atau musbih, dibagi 3 :
o murasysyahah : metáfora implisit yg diserati penjelasan tambahan utk musta’ar minhul musyabah bih.

o Mujarradah : metafora yg diberi penjelasan tambahan untuk musta’ar lahul masyabbah (tenor)

o Muthlaqah L metafora yg tdk diberi penjelasan tambahan sama sekali.

Berdasarkan lambang kiasnya pada kata non bentukan/ bukan, isti’arah dibagi 2 :
o Ashliyah : jira metáfora tersebut lambang kiasnya berada pada kata non bentukan (jamid)

o Tabaiyah : jika metafora tersebut lambangkiasnya berada pada kata bentukan.


· majaz mursal
hub antara rafia dan makna yg dimaskudkan dlm majaz mursal dasarnya bukan keserupaan tetapi bersifat logis. Ada 4
o pelesapan : mencakup sebab akibat. Jika yg disebut sebab, maka yg dimaksud akibatnya, dsblkx

o sinekdok (al-kammiyah) : penyebutan nama bg bagian sbg pengganti nama keseluruhannya.

o Temporal (zamaniyyah) : hub antara makna harfiyah dan makna yg dimaksud dg pertimbangan masa Islam/akan datang tercermin dlm verba.

o Nomina spasial (makaniyah) : hub spasial satu kondisi padahal yg dimaksudkan tempatnya, dan penyebutan tempat yg dimaksudkan adl penghuninya.






KINAYAH
Pembagian kinayah ada 3 :
a. Kinayah sifat


b. Kinayah maushuf


c. Kinayah nisbat